Februari 14, 2012

Pembelajaran Terpadu


A.    Pendidikan Karakter

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuat. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Pendidikan karakter bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Berikut 18 indikator pendidikan karakter bangsa sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa:
1.      Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
a.       Indikator sekolah
*      Merayakan hari-hari besar keagamaan
*      Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
*      Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
b.      Indikator kelas
*      Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
*      Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2.      Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
a.       Indikator sekolah
*      Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
*      Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.
*      Menyediakan kantin kejujuran.
*      Menyediakan kotak saran dan pengaduan.
*      Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.
b.      Indikator kelas
*      Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. 
*      Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
*      Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.
*      Larangan menyontek.
3.      Toleransi
Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
a.       Indikator sekolah
*      Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.
*      Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan  status ekonomi.
b.      Indikator kelas
*      Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
*      Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
*      Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4.      Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
a.       Indikator sekolah
*      Memiliki catatan kehadiran.
*      Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.
*      Memiliki tata tertib sekolah.
*      Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.
*      Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.
b.      Indikator kelas
*      Membiasakan hadir tepat waktu.
*      Membiasakan mematuhi aturan.
5.      Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
a.       Indikator sekolah
*      Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
*      Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
*      Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
b.      Indikator kelas
*      Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
*      Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
*      Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
*      Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6.      Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
a.       Indikator sekolah
*      Menciptakan situasi yang  menumbuhkan daya  berpikir dan bertindak kreatif.
b.      Indikator kelas
*      Situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
*      Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
7.      Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
a.       Indikator sekolah
*      Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
b.      Indikator kelas
*      Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8.      Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
a.       Indikator sekolah
*      Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
*      Menciptakan suasana  sekolah yang menerima perbedaan.
*      Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
b.      Indikator kelas
*      Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
*      Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
*      Seluruh produk kebijakan  melalui musyawarah dan mufakat.
*      Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9.      Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
a.       Indikator sekolah
*      Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
*      Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
b.      Indikator sekolah
*      Suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
*      Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
*      Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik). 
10.  Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
a.       Indikator sekolah
*      Upacara rutin sekolah.
*      Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
*      Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
*      Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
*      Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
b.      Indikator kelas
*      Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
*      Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11.  Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
a.       Indikator sekolah
*      Menggunakan produk buatan dalam negeri.
*      Menyediakan informasi  (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
*      Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b.      Indikator kelas
*      Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia.
*      Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12.  Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
a.       Indikator sekolah
*      Penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
*      Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
b.      Indikator kelas
*      Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
*      Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
*      Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13.  Bersahabat/ komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
a.       Indikator sekolah
*      Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
*      Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
*      Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
*      Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
b.      Indikator kelas
*      Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
*      Pembelajaran yang dialogis.
*      Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
*      Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14.  Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
a.       Indikator sekolah
*      Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
*      Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
*      Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.
*      Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
b.      Indikator kelas
*      Menciptakan suasana kelas yang damai.
*      Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
*      Pembelajaran yang tidak bias gender.
*      Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15.  Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
a.       Indikator sekolah
*      Program wajib baca.
*      Frekuensi kunjungan perpustakaan.
*      Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
b.      Indikator kelas
*      Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
*      Frekuensi kunjungan perpustakaan.
*      Saling tukar bacaan.
*      Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16.  Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
a.       Indikator sekolah
*      Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
*      Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
*      Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
*      Pembiasaan hemat energi.
*      Membuat biopori di area sekolah.
*      Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
*      Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.
*      Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
*      Menyediakan peralatan kebersihan.
*      Membuat tandon penyimpanan air.
*      Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
b.      Indikator kelas
*      Memelihara lingkungan kelas.
*      Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
*      Pembiasaan hemat energi.
*      Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17.  Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
a.       Indikator sekolah
*      Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
*      Melakukan aksi sosial.
*      Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
b.      Indikator kelas
*      Berempati kepada sesama teman kelas.
*      Melakukan aksi sosial.
*      Membangun kerukunan warga kelas.
18.  Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
a.       Indikator sekolah
*      Membuat laporan setiap kegiatan  yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
*      Melakukan tugas tanpa disuruh.
*      Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
*      Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
b.      Indikator kelas
*      Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
*      Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
*      Mengajukan usul pemecahan masalah.

18 nilai yang dikembangkan oleh pendidikan karakter dapat dikelompokan ke dalam:
1.      Honesty
a.       Religius
b.      Jujur
c.       Tanggung jawab
2.      Responsibility
a.       Disiplin
b.      Kerja keras
c.       Kreatif
d.      Mandiri
e.       Rasa ingin tahu
f.       Semangat kebangsaan
g.      Cinta tanah air
h.      Cinta damai
i.        Gemar membaca
j.        Peduli lingkungan
k.      Peduli sosial
3.      Respect
a.       Menghargai prestasi
b.      Demokrasi
c.       bersahabat
B.     9 pilar pendidikan karakter
Dari gambar tersebut jelas bahwa pendidikan karakter meliputi 9 (sembilan) pilar yang saling kait-mengait, yaitu:
1.      Responsibility (tanggung jawab);
2.      Respect (rasa hormat);
3.      Fairness (keadilan);
4.      Courage (keberanian);
5.      Honesty (kejujuran);
6.      Citizenship (kewarganegaraan);
7.      Self-discipline (disiplin diri);
8.      Caring (peduli), dan
9.      Perseverance (ketekunan).
Prof. Suyanto, PhD juga menyebutkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yang kelihatan sedikit berbeda dengan sembilan pilar yang telah disebutkan di atas. Sembilan pilar karakter itu adalah:
1.      Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya;
2.      Kemandirian dan tanggungjawab;
3.      Kejujuran/amanah,
4.      Hormat dan santun;
5.      Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong-royong/kerjasama;
6.      Percaya diri dan pekerja keras;
7.      Kepemimpinan dan keadilan;
8.      Baik dan rendah hati, dan;
9.      Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
C.     Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Ruang Lingkup Pendidikan Karakter (Puskur, 2011: 4) Pendidikan karakter meliputi dua aspek yang dimiliki manusia, yaitu aspek ke dalam dan aspek ke luar. Aspek ke dalam atau aspek potensi meliputi aspek kognitif (olah pikir), afektif (olah hati), dan psikomotor (olah raga). Aspek ke luar yaitu aspek manusia dalam konteks sosiokultur dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi interaksi dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masing-masing aspek memiliki ruang yang berisi nilai-nilai pendidikan karakter. Penjelasan ruang lingkup pendidikan karakter terdapat pada bagan di atas.
D.    Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang dapat melibatkan beberapa kajian dalam satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran, atau antar dan inter mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Alasan diperlukannya pembelajaran terpadu karena peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. seperti yang dikemukakan oleh Piaget  bahwa  perkembangan  intelektual  anak  meliputi  tahapan:
a.       Sensori-motor
b.      Pra  operasional
c.       Operasional  konkrit
d.      Operasi formal
Anak-anak  usia  dini  (2-8  tahun)  berada  pada  tahapan  pra  operasional  dan operasional konkrit, sehingga apabila  kita merujuk pada  teori ini, dalam praktik pembelajaran  di kelas  hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri perkembangan anak  pada  tahapan ini. Secara khusus pula para ahli psikologi pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan  anak  usia  dini  bersifat  holistik;  perkembangan  anak  bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan  mental,  sosial,  dan  emosional  ataupun  sebaliknya,  dan perkembangan  itu  akan  terpadu  dengan  pengalaman,  kehidupan,  dan lingkungannya.
Menurut para pakar pendidikan pembelajaran terpadu sangat tepat diterapkan pada sekolah dasar, karena pada jenjang pendidikan dasar siswa memahami dan menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilahan dan pemisahan yang artificial. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek bahan ajar dan aspek kegiatan belajar mengajar. Namun pembelajaran terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun bisa juga digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, karena pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud: 1996:3).
Beberapa alasan pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD sebagai berikut: Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain. Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga haru mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam memandang manusia secara utuh.




DAFTAR PUSTAKA

______. 2011. 18 Indikator Pendidikan Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia: http://miyappiringintumpang.blogspot.com/2011/12/18-indikator-pendidikan-karakter-bangsa.html 10/02/2012 10.30 WIB
______. 2011. 18 Nilai Pendidikan Karakter di Sekolah.[Online]. Tersedia: http://www.facebook.com/notes/teach-for-indonesia/18-nilai-pendidikan-karakter-di-sekolah/127089700706053?ref=nf 10/02/2012 10.00 WIB
Kasim, Meilani. 2011. Makalah Pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia: http://meilanikasim.wordpress.com/2011/04/20/makalah-pembelajaran-terpadu/ 11/02/2012 09.20 WIB
Suherman, Dedi. 2011. Pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia: http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2011/04/22/pembelajaran-terpadu/ 12/02/2012 11.30 WIB
Suparlan.2010. pendidikan Karakter dan Kecerdasan.[Online]. Tersedia: http://www.suparlan.com/pages/posts/pendidikan-karakter-dan-kecerdasan-288.php 12/02/2012 12.30 WIB
Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia: http://mandikdasmen. kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html 10/02/2012 13.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar